Udara Tangsel Lebih Buruk Dari Jakarta Situs penyedia data polusi udara, www.airvisual.com, mencatat kualitas udara Kota Bekasi dan Depok, Jawa Barat serta Tangerang Selatan, Banten lebih buruk ketimbang Jakarta pada Senin pagi. Data AirVisual hingga pukul 09.30 WIB menyebut, kualitas udara keempat kota ditandai dengan warna merah (tidak sehat). AirVisual mencatat bahwa pagi ini Jakarta jadi kota besar dunia dengan polusi udara terburuk dengan tingkat kualitas udara 156.
Dari Tangsel Banget kami akan lebih mengulas lebih banyak lagi untuk mengetahui informasinya tentang ini.
Dengan tingkat polusi seperti ini, kualitas udara di Jakarta, Bekasi, dan Tangsel dapat mengakibatkan gangguan pada paru-paru dan jantung, terutama pada kelompok sensitif dengan risiko tinggi.
Udara Tangsel Lebih Buruk Dari Jakarta
Sementara itu, tingkat kualitas udara Bekasi ada di angka 186, Depok 191, dan Tangsel 198. Pengukuran AirVisual terhadap kualitas udara dilakukan menggunakan parameter PM (particulate matter) 2,5 alias pengukuran debu berukuran 2,5 mikron berstandar US AQI (air quality index). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan, ambang batas sehat konsentrasi PM 2,5 di sebuah kota tak dapat lebih dari 25 mikrogram per meter kubik dalam 24 jam.
Konsentrasi PM 2,5 Bekasi jauh di atas ambang tersebut dengan torehan 124,3 mikrogram per meter kubik, selisih cukup banyak di atas Jakarta yang konsentrasi PM 2,5-nya “hanya” 69 mikrogram per meter kubik. Konsentrasi PM 2,5 Depok tembus 132,3 mikrogram per meter kubik, sedangkan Tangsel mencapai 145,9. Dengan tingkat polusi seperti ini, kualitas udara di Jakarta dan Bekasi dapat mengakibatkan gangguan pada paru-paru dan jantung, terutama pada kelompok sensitif dengan risiko tinggi. Untuk itu, kelompok sensitif direkomendasikan mengurangi kegiatan luar ruangan. Warga yang beraktivitas di luar ruang dianjurkan untuk mengenakan masker guna menangkal polusi.
Udara Tangsel Lebih Buruk Dari Jakarta
Dengan tingkat polusi ini, kualitas udara di jakarta, bekasi, dan tangsel dapat mengakibatkan gangguan pada paru-paru dan jantung, terutama pada kelompok sensitif dengan resiko tinggi.
Untuk kelompok sensitif direkomendasikan mengurangi kegiatan luar ruangan, warga yang beraktivitas di luar ruang di anjurkan untuk mengenakan masker agar tidak menghirupkan polusi.